Juru kampanye lingkungan menggambarkan kemitraan itu sebagai hal yang membingungkan. Sebuah petisi yang dimulai oleh seorang delegasi di Cop26 di Glasgow telah menyerukan diakhirinya sponsor perusahaan dari forum dunia tersebut, dimulai dengan penghapusan Cola-Cola.
Direktur Kampanye Kelautan Greenpeace AS, John Hocevar, mengatakan sangat membingungkan bahwa Coca-Cola, sebagai pencemar plastik terbesar di dunia di semua audit merek global Break Free From Plastic, akan mensponsori Konferensi Para Pihak UNFCCC tahun ini di Mesir.
Menurut catatan mereka Coca-Cola memproduksi 120 miliar botol plastik sekali pakai setahun dan 99 persen plastik terbuat dari bahan bakar fosil yang memperburuk krisis plastik dan iklim.
“Mereka bahkan belum mengakui bahwa ini adalah masalah atau menjelaskan bagaimana mereka akan memenuhi tujuan iklim mereka tanpa mengakhiri kecanduan plastik mereka. Kemitraan ini merusak tujuan dari acara yang ingin disponsorinya,” ucapnya.
Sebelumnya perjanjian kerjasama dengan Coca-Cola ditandatangani oleh pemerintah Mesir dalam upacara penandatanganan di Kementerian Luar Negeri Mesir di Kairo. Kala itu Wakil Presiden Operasi Coca-Cola untuk Afrika Utara, Ahmed Rady, merasa yakin kerja sama melalui kemitraan yang berarti akan menciptakan peluang bersama bagi komunitas dan orang-orang di sekitar dunia dan di Mesir.
Pengumuman itu disambut dengan kekecewaan di media sosial. Tindakan itu dihujat sebagai contoh lain dari pencucian hijau perusahaan.
Unilever, multinasional barang konsumen, adalah mitra utama di Cop26 di Glasgow tahun lalu. Sementara AG Barr, pembuat Irn-Bru, adalah pemasok minuman ringan dan air eksklusif di dua pusat konvensi di Glasgow selama konferensi COP26. Kesepakatan Irn-Bru dipandang sebagai kudeta pemasaran bagi perusahaan.
Nilai sponsorship itu mencapai 250 juta Poundsterling. Sementara perusahaan lain yang terlibat adalah Sky, Hitachi, National Grid, ScottishPower, Microsoft, NatWest, Sainsbury's dan Unilever.
Pihak Coca-Cola sendiri mengatakan berbagi tujuan menghilangkan limbah dari laut dan menghargai upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang tantangan ini. Mereka siap untuk melakukan bagian tugasnya dan telah menetapkan tujuan ambisius untuk bisnis.
“Dimulai dengan membantu mengumpulkan dan mendaur ulang botol atau kaleng untuk setiap botol yang kami jual – terlepas dari mana asalnya – pada tahun 2030,” tulis pernyataan resmi perusahaan itu.
Mereka menyebutkan telah menandatangani pernyataan bersama yang mendesak negara-negara anggota PBB untuk mengadopsi perjanjian global untuk mengatasi masalah sampah plastik melalui pendekatan ekonomi melingkar yang holistik pada 2020. Sedangkan dukungan untuk Cop27 sejalan dengan target berbasis sains perusahaan untuk mengurangi emisi karbon 25 persen pada tahun 2030.
Namun, Hocevar mengakui memangkas produksi plastik dan mengakhiri penggunaan plastik sekali pakai sejalan dengan menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat. “Jika Coca-Cola benar-benar ingin menyelesaikan krisis plastik dan iklim, ia perlu mematikan keran plastiknya,” imbuhnya.
**