

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan keputusan pemerintah terkait libur panjang akhir tahun 2020 akan mengutamakan keselamatan masyarakat.
"Masyarakat perlu mengetahui bahwa apapun keputusan yang diambil pemerintah akan selalu mengutamakan keselamatan masyarakat di tengah pandemi," kata Wiku dalam konferensi pers, Kamis, 26 November 2020.
Wiku mengatakan, masyarakat harus belajar dari pengalaman libur panjang pada bulan-bulan sebelumnya, seperti Idul Fitri, hari kemerdekaan, dan libur akhir Oktober lalu. Sebab, dari data yang diperoleh satgas, terdapat peningkatan kasus positif Covid-19 pascaliburan.
Satgas, kata Wiku, memahami kondisi pelaku usaha di sektor pariwisata di tengah pandemi Covid-19, terutama mendekati akhir tahun. Namun, ia menegaskan bahwa peningkatan kasus positif yang tidak terkendali juga berdampak buruk pada kelangsungan kegiatan usaha di berbagai sektor, termasuk pariwisata.
Sehingga, Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah berupaya meminimalisir kasus positif agar dapat dikendalikan. Ia pun memohon pengertian dari seluruh pihak agar kondisi aman dari Covid-19 dapat terjaga meski harus melalui libur di akhir tahun.
"Kebijakan yang akan diambil tentunya sudah mempertimbangkan berbagai dampak, termasuk terhadap sektor pariwisata," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muahdjir Effendy akan mengumumkan kepastian jatah libur akhir tahun dan pengganti cuti bersama Idul Fitri, pada Jumat, 27 November 2020.
Sebelumnya, Muhadjir menyampaikan ada kemungkinan pengurangan jatah libur untuk menekan lonjakan kasus Covid-19. Ia mengatakan wacana pengurangan cuti bersama itu merupakan arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
“Bapak Presiden memberikan arahan supaya ada pengurangan dan beliau memerintahkan supaya segera ada rapat koordinasi yang dilakukan oleh Kemenko PMK dengan Kementerian/Lembaga terkait," tutur Muhadjir di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin, 23 November 2020.